Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 30 Maret 2016

Diskon 10 Persen Kartu E-Toll//Bising Renovasi Apartemen//Wanprestasi (Surat Pembaca Kompas)

Diskon 10 Persen Kartu E-Toll

Penerapan sistem pembayaran tarif jalan tol dengan menggunakan kartu e-toll diperluas. Kini, sudah empat bank pemerintah berperan serta menyediakan kartu pembayaran tol elektronik tersebut.

Menteri BUMN Rini M Soemarno mengimbau agar ada potongan harga hingga 10 persen, bila pengguna jalan tol membayar dengan menggunakan e-toll(Kompas, 22/3).

Gagasan Menteri BUMN ini sangat tepat. Di samping memberi insentif kepada pengguna, agar makin banyak yang tertarik untuk segera pindah ke gerbange-toll, potongan harga juga merupakan hal yang wajar dari segi bisnis.

Bayangkan, berapa banyak dana yang mengendap di kartu elektronik, karena konsumen wajib menyetor dana besar di muka dan kemudian menggunakannya secara bertahap. Dana bahkan bisa mengendap lebih lama jika pemilik kartu jarang menggunakannya.

Saya termasuk yang berharap, semoga potongan harga ini dapat segera terwujud.

SUTANTI BUDIARTI, JL TEBET BARAT DALAM VIII, JAKARTA SELATAN

Bising Renovasi Apartemen

Kami menghuni apartemen baru Pakubuwono Signature sejak 7 Juli 2014. Hampir dua tahun menempati unit, kami masih terganggu bising dan getaranfitout atau renovasi atas izin badan pengelola (BP), yang berlangsung bergantian dan tak berkesudahan di unit-unit sekitar kami.

Puluhan keluhan lisan dan tertulis sudah kami sampaikan kepada Ibu Rhima Ambargarini dan Bapak Jonni Sitompul di BP, tetapi tidak membuahkan hasil. Jawabannya selalu sama, orang boleh merenovasi sesuai waktu yang diatur dalam ketentuan renovasi BP.

Dua unit dekat kami membongkar seluruh lantai marmer dengan kebisingan yang memekakkan telinga. Dak, dok, dak, dok... dan getaran bornya grrr, grrr bergetar di dada, dalam pengerjaan selama 2014-2015.

Pada 8 September 2014, sampai pukul 20.00 pekerja masih menenteng cat dan tangga di selasar. Pada 23 Februari 2015 pengeboran berlanjut lebih dari pukul 16.00. Keluhan lisan dan tertulis kami sampaikan ke BP, tetapi tidak ada respons.

Pada 9-13 Maret 2015, bau fitout bahan kimia dari unit di atas kami membuat kami pusing kepala, mual, dan mata berair. Akhirnya kami terpaksa mengungsi tidur di hotel.

Pada November 2015 sampai Februari 2016, suara bising unit membobok marmer dan keramik muncul lagi. Kami mengontak Ibu Rhima dan dia menyampaikan, izin fitout dari November 2015 selesai 24 Februari 2016.

Namun, pada 1 Maret, bising terjadi lagi. Ketika saya tanyakan, Ibu Rhima menjawab, izin diperpanjang sampai 20 Maret. Ternyata sesudah 20 Maret, bising berlanjut. Sampai kapan kami dapat tinggal dengan nyaman di apartemen kami?

ETTY INDRIATI, APARTEMEN PAKUBUWONO SIGNATURE, JAKARTA

Wanprestasi

Kami sudah menjadi pelanggan First Media sejak 2004. Kami berlangganan paket Combo Supreme X1 HD dengan kecepatan internet 25 MBps yang telah ditingkatkan (upgrade) menjadi 50 MBps untuk periode satu tahun. Total tagihan kami, nomor pelanggan 10154767, lebih dari Rp 980.000 per bulan.

Kenyataannya, kecepatan yang kami dapat umumnya lebih rendah dari 25 MBps, bahkan pada beberapa kejadian hanya 1 MBps. Kami telah beberapa kali menelepon dan pihak teknisi beberapa kali datang tanpa solusi. Alasan pihak sentral panggilan (call center) yang sering muncul adalah ada masalah jaringan di area rumah kami.

Akibat instalasi First Media yang tidak menggunakan alat proteksi anti petir, kami juga rugi dengan rusaknya dua televisi kami. Sebagaimana diakui teknisi First Media, kasus yang sama juga terjadi di beberapa tempat lain: televisi yang terhubung langsung ke dekoder First Media rusak saat ada petir.

Kami juga mengeluhkan instalasi sambungan kabel pada tiang First Media yang melebihi kapasitas koneksi sambungan. Akibatnya, kabel yang terhubung ke rumah kami adalah kabel sambungan yang tidak sesuai standar, seperti dikatakan teknisi First Media. Hal ini sudah beberapa kali kami laporkan agar diganti, tetapi penggantian belum juga dilakukan.

Biaya yang harus kami keluarkan setiap bulan sungguh tidak sesuai dengan kualitas yang diberikan. Bahkan, kami harus menanggung sendiri biaya perbaikan kerusakan dua televisi kami.

RONNI ARDHIANTO, JL PALAPA XVII/1, PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN

Catatan Redaksi: Sejak awal Maret, kami menerima lima surat senada.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Maret 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger