Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 26 Maret 2016

TAJUK RENCANA: Paskah yang Memerdekakan (Kompas)

Mencari kapstok aktualisasi dan konkretisasi Paskah tahun 2016, tak lepas dari mengolah pengalaman dalam terang iman.

Pengalaman itu bisa repetisi, tengah berlangsung maupun proyeksi, menghunjam maupun melintas ibarat gerhana matahari total. Taruhlah contoh persoalan penyalahgunaan kekuasaan, luapan nafsu greed is good, keserakahan adalah baik. Persoalan ini tidak pernah lekang, dari masa ke masa, pun dihadang sanksi legal atau hilangnya nama baik, yang senyampang itu dibarengi pamer kesalehan dan jaim palsu.

Allah itu Mahakasih, Allah itu Maharahim seru sekalian alam. Mulai dari pengalaman Allah menggentarkan dan mengagumkan (tremendum et fascinosum), kata Rudolf Otto, lalu Allah itu Mahakasih, butuh pengalaman panjang. Kerahiman Allah meluap tanpa batas, diharapkan dibagi untuk membangun kehidupan bersama yang aktual, tahun 2016 di Indonesia.

Ensiklik (surat yang berisi ajaran) Laudato Si Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus tentang ekologi yang dirilis 18 Juni 2015, mengingatkan dan mengajak masyarakat dunia untuk merawat bumi sebagai "rumah kita bersama". Ensiklik aktual di zaman kita, menyuarakan keprihatinan dunia. Istilahanthropogenic yang dimunculkan ahli lingkungan, bahwa penyebab penting pemanasan global dan perubahan iklim itu manusia, oleh Paus Fransiskus dipertajam dengan menyebut keserakahan manusia menjadi biang keladi.

Dari banyak kasus kejahatan, kekerasan, dan keserakahan, ajakan menghormati alam lingkungan kita pungut sebagai kapstok yang aktual. Gejolak dua kabupaten, Pati dan Rembang, di kawasan Pegunungan Kendeng Utara, menyimpan bara konflik beraroma kekerasan. Yang terjadi di kawasan itu tidak hanya perbenturan kepentingan dua entitas yang berbeda, tetapi juga masalah terancamnya keselamatan lingkungan dan kedaulatan pangan. Kondisinya berpotensi menyulut konflik fisik antara kuatnya kekuasaan dan lemahnya warga masyarakat (vertikal), sekaligus konflik horizontal dalam masyarakat sendiri.

Hari raya Paskah 2016 yang dirayakan umat Kristen sebagai hari kemenangan (kehidupan atas kematian) mendapatkan konkretisasi dalam gejolak di kawasan Kendeng Utara. Paskah yang memerdekakan, yang membebaskan dari kerangkeng nafsu keserakahan, mengajak kita kembali pada merawat bumi sebagai "rumah kita bersama".

"Kemerdekaan" itu berarti penghargaan hak asasi, penyelamatan lingkungan, dan pemberdayaan kedaulatan pangan yang dimilliki penduduk. Menangani dan menyelesaikan gejolak Kendeng Utara, menuntut kebijakan dan hati yang terbuka, mengoyak keserakahan yang membelenggu. Selamat Paskah 2016 bagi yang merayakan!

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Maret 2016, di halaman 6 dengan judul "Paskah yang Memerdekakan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger