Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 17 Maret 2016

TAJUK RENCANA: Terima Kasih Praveen/Debby (Kompas)

Tidak diunggulkan, tetapi membuat kejutan. Terima kasih kepada Praveen Jordan/Debby Susanto yang menjuarai ganda campuran All England 2016.

Pasangan Praveen/Debby memberikan energi positif bagi dunia olahraga Indonesia, khususnya bulu tangkis. Mereka membangkitkan optimisme bangsa yang sedang gaduh karena banyaknya isu mentah yang diproduksi elite. Di tengah ketidakpastian penyelesaian soal pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Praveen/Debby memberikan harapan, memberikan optimisme. Karena kerja keras mereka, nama Indonesia kembali menggema di panggung olahraga internasional, khususnya bulu tangkis.

Di babak final ganda campuran All England, Praveen/Debby mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dua gim langsung, 21-12, 21-17. Kemenangan Praveen/Debby menyelamatkan wajah Indonesia. Sementara pemain lain yang diunggulkan bisa menjadi juara All England dan meraih poin untuk bertanding di Olimpiade Rio de Janeiro di Brasil justru gagal mencapai target.

Kita angkat kemenangan Praveen/Debby dalam ulasan ini untuk mengentak kesadaran kita semua. Indonesia pernah dipandang negara lain sebagai "negeri bulu tangkis" yang selalu saja menjuarai pentas bulu tangkis dunia, All England dan meraih Piala Thomas.

Nama pebulu tangkis Rudi Hartono pernah menjadi juara All England tujuh kali berturut-turut (1968-1974) dan tahun 1976 nama Liem Swie King juara tiga kali All England. Indonesia juga meraih medali emas Olimpiade tahun 1992 di Barcelona atas nama Alan Budi Kusuma dan Susy Susanti di tunggal putra dan putri, serta Taufik Hidayat (tunggal putra) di tahun 2004 di Athena. Mereka adalah nama besar Indonesia di bidang bulu tangkis.

Kemenangan Praveen/Debby memberikan sugesti kepercayaan diri pemain Indonesia yang sedang bertarung untuk meraih nilai untuk lolos kualifikasi menuju Olimpiade Rio 2016. Kemenangan Praveen/Debby juga memberikan pesan, Indonesia masihlah sebagai "negeri bulu tangkis" meski persaingan antarnegara kian ketat dengan kemunculan Tiongkok dan negara lainnya. Meski juga diakui, ada tren kemerosotan bulu tangkis Indonesia.

Keberhasilan Praveen/Debby meraih juara pertamanya di All England bukan keberhasilan tiba-tiba. Keberhasilan menuntut kedisiplinan, kerja keras, dan terus berlatih untuk meraih prestasi puncak. Kita pun mengapresiasi langkah Djarum dan perusahaan lain untuk membina atlet-atlet muda olahraga Indonesia dan mengantarkan mereka menuju puncak prestasi. Kolaborasi atlet, induk organisasi, korporasi, dan pemerintah seharusnya bisa memperkuat capaian prestasi olahraga Indonesia. Apa yang dipersembahkan Praveen/Debby adalah bentuk nyata kontribusi mereka untuk negara. Namun, perjuangan Praveen/Debby belumlah selesai.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Maret 2016, di halaman 6 dengan judul "Terima Kasih Praveen/Debby".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger